PANDEGLANG – Jajat Sudrajat (55) warga Kampung Sindangresmi, Desa Purwaraja, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, harus menelan pil pahit. Hal itu lantaran sang anak Indah Sakinah, dan cucunya yang berusia 10 bulan menjadi korban keganasan menantunya M. Ikbal Apriyadi.
Jajat, sapaan akrabnya, juga menceritakan kronologi sehari sebelum peristiwa nahas yang menimpa anak dan cucunya tersebut.
Jajat menuturkan, pada saat malam kejadian, sekira pukul 00.00 WIB, ia mendengar sang menantu mengeluarkan sepeda motor dari dalam rumah dan sempat bertanya mengenai keperluan sang menantu. Di situ, Ikbal mengaku akan pergi menjenguk orangtuanya yang tengah sakit.
Jajat juga mengaku tak menaruh curiga kepada menantunya itu, lantaran tidak ada gerak-gerik yang mencurigakan. Selepas menantunya keluar, ia langsung mengunci pintu rumahnya dan kembali beranjak ke tempat tidur.
“Saya sempat bertanya pada dia dan dia menjawab kalau mau menjenguk ibunya lagi sakit, setelah itu dia keluar dan saya kunci lagi pintu lanjut tidur lagi,” kata Jajat, Kamis (11/9/2025).
Sekira pukul 03.00 WIB, ia mendengar pelaku meminta tolong untuk dibukakan pintu karena akan masuk ke rumahnya. Meski dalam keadaan mengantuk, Jajat kembali membukakan pintu untuk menantunya dan ia langsung kembali ke kamar untuk melanjutkan tidur.
“Pada saat subuh sekitar pukul 03.55 WIB saya ke mesjid dan selepas itu saya merebus air untuk berjualan di pasar. Tapi dalam hati saya tanda tanya, bisanya selepas subuh mereka sudah pada bangun, tapi belum bangun. Namun saya berfikir positif, kalau anak dan cucu saya masih menemani suaminya dan tidak ada rasa curiga,” terangnya.
Setelah membangunkan anak dan cucunya ia beraktivitas seperti biasa sebelum pergi ke pasar dengan menyeruput segelas kopi. Meski di dalam hati Jajat terdapat kecurigaan karena tidak ada jawaban dari anak dan cucunya. Namun, ia tetap berusaha membuang kecurigaan itu dan langsung sarapan karena akan pergi ke pasar.
“Setelah sempat ngopi saya kembali membangunkan anak sama cucu saya manggil nama mereka tapi tidak ada jawaban, saya sempat tanda tanya lagi. Setelah itu saya sarapan dulu dan teriak lagi membangunkan mereka dan tetap tidak mendapatkan jawaban. Saya sempat tidur lagi karena berencana pukul 08.30 WIB mau pergi ke pasar,” terangnya.
Jajat yang sudah bersiap pergi ke pasar masih merasakan ada yang mengganjal di dalam hatinya. Hal itu juga membuat dirinya memberanikan diri mencoba membangunkan kembali korban dengan cara mendatangi rumahnya. Ia sempat terkejut melihat ada bercak darah di sandal dan lantai papan rumah korban.
“Pada saat itu saya sudah siap mau berangkat ke pasar tapi kenapa ini anak belum bangun juga, dari situ saya makin curiga dan langsung mendekati rumah mereka, pas saya lihat ada sandal ada darahnya,” ucapnya.
“Saya sempat bertanya kepada keponakan, darah apa itu? Namun keponakan saya tidak mengetahuinya. Saya semakin penasaran, pada saya lihat di atas lantai papan ada darah berceceran dan ketika mendekati pintu masuk darah semakin banyak,” tambah Jajat.
Melihat darah berceceran di rumah sang anak, hati Jajat makin tidak karuan dan berusaha menggendor pintu rumah anaknya. Setelah tidak ada respon, akhirnya ia nekat mendobrak pintu tersebut dan berhasil masuk ke dalam rumah.
“Pas masuk saya tidak melihat darah dulu tapi melihat anak sama cucu saya kok pada diem, pas saya lihat di bawah kasur darah makin banyak. Tapi saya belum lihat suaminya waktu itu karena fokus sama anak dan cucu saya. Posisi anak saya lagi tidur dan cucu saya lagi dipeluk disampingnya, saya masih sempat membangunkan anak saya tapi ada bekas biru di lehernya,” ungkapnya.
Jajat yang masih menganggap anak dan cucunya masih hidup berusaha membangunkan mereka dengan menggoyang badan keduanya. Namun, usahanya tidak berhasil karena kedua orang itu sudah meninggal dunia.
Ia juga sangat terkejut ketika mendapati sang menantu sudah terlentang di samping tempat tidur dengan tubuh sudah berlumuran darah.
Jajat yang terkejut dengan kejadian tersebut langsung memanggil keluarga dan tetangga sekitar untuk meminta bantuan menolong menantu, anak dan cucunya. Ia baru menyadari anak dan cucunya meninggal setelah memeriksa bahwa keduanya sudah tidak bernafas.
“Saya terus saja membangunkan anak dan cucu saya tapi pas saya lihat di bawah kasur ada suaminya terlentang penuh dengan darah bahkan lehernya juga ada bekas luka, kayanya dia (suaminya) masih hidup ada nafasnya, dibawa sama warga ke rumah sakit,” tutupnya.
Penulis : Memed
Editor : Tb Moch. Ibnu Rushd