Ketua DPRD Soroti Pemerataan Pembangunan Pendidikan di Kabupaten Serang

Ketua DPRD Kabupaten Serang, Bahrul Ulum (Rasyid/BantenNews.co.id) KAB. SERANG – Ketua DPRD Kabupaten Serang, Bahrul Ulum menilai kasus kekurangan ruang…
1 Min Read 0 1


Ketua DPRD Kabupaten Serang, Bahrul Ulum (Rasyid/BantenNews.co.id)

KAB. SERANG – Ketua DPRD Kabupaten Serang, Bahrul Ulum menilai kasus kekurangan ruang belajar di SDN Palamakan 1, Desa Pringwulung, Kecamatan Bandung, menjadi cerminan pemerataan pembangunan pendidikan di wilayahnya masih jauh dari harapan.

Ulum mengatakan, kondisi tiga ruang kelas yang dipakai bergantian hingga memaksa siswa belajar dengan sistem shift, seharusnya tidak terjadi lagi di tengah amanat undang-undang yang sudah jelas mengatur alokasi minimal 20 persen anggaran pendidikan.

“Kalau hanya berbicara soal keterbatasan ruang kelas, ini bukan kasus baru. Dulu saya juga mengalaminya, satu ruangan dipakai dua kelas. Anak-anak harus berbagi waktu, ruang, bahkan fasilitas,” ujarnya, Kamis (11/9/2025).

Menurutnya, keterbatasan anggaran memang menjadi alasan klasik. Namun, hal itu tidak bisa dijadikan dalih untuk membiarkan sekolah dalam kondisi tidak layak. Apalagi, kata dia, kualitas sumber daya manusia sangat ditentukan oleh lingkungan belajar yang aman dan nyaman.

“Bukan berarti SDN Palamakan 1 diabaikan. Hanya saja pemerintah harus mengatur prioritas karena jumlah sekolah banyak, sementara anggaran terbatas. Tapi pemerataan pembangunan tetap wajib,” katanya.

Ulum juga menampik anggapan perhatian yang diberikan pemerintah muncul setelah kasus sekolah rusak menjadi sorotan publik. Ia memastikan SDN Palamakan 1 sudah masuk dalam usulan pembangunan yang disiapkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Serang.

“Ini bukan soal viral atau tidak. Pemerintah hadir karena pendidikan adalah kebutuhan dasar masyarakat, dan tidak bisa ditunda,” tegasnya.

Lebih jauh, ia menambahkan, DPRD berjanji akan mendorong agar rehabilitasi dan penambahan ruang kelas di sekolah-sekolah segera direalisasikan. Dengan begitu, praktik berbagi kelas dan sistem belajar bergantian bisa dihentikan.

“Harapan kami, anak-anak di Kabupaten Serang bisa belajar dengan layak, tidak ada lagi cerita berbagi ruang. Kalau pendidikan tidak jadi prioritas, mustahil kita bisa mencetak generasi unggul,” ujarnya.

Dengan demikian, pemerintah daerah dituntut lebih serius memastikan anggaran pendidikan benar-benar menyentuh kebutuhan riil di lapangan. Pemerataan fasilitas pendidikan, kata Ulum, merupakan kunci membangun masa depan Kabupaten Serang.

Sebelumnya diberitakan, kondisi bangunan SDN Palamakan 1 di Kecamatan Bandung, Kabupaten Serang, dinyatakan masuk kategori rusak berat. Akibatnya, ruang kelas menjadi terbatas, sehingga kegiatan belajar terpaksa dilakukan secara bergantian.

Kabid SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Serang, Jansusi, membenarkan kondisi tersebut. Ia tak menampik kondisi gedung bangunan SD tersebut telah dalam kondisi yang memprihatinkan.

Meski sistem belajar dilakukan dengan shift, menurutnya, siswa tetap bisa menerima pembelajaran. Jansusi memastikan perbaikan sekolah sudah masuk skala prioritas tahun anggaran 2026.

Rencana perbaikan itu, kata dia, bisa bersumber dari APBD maupun dana refocusing. Adapun opsi yang dipertimbangkan mencakup rehabilitasi ruang belajar yang ada maupun pembangunan kelas baru, bergantung kondisi lapangan.

Apakah Anda mau saya buatkan juga versi singkat (lead + 3 paragraf utama) untuk format berita online yang cepat dibaca?

Penulis: Rasyid
Editor: Usman Temposo

 





Source link

beritajakarta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *