
PANDEGLANG – Warga di Desa Batuhideung, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang untuk segera memperbaiki jembatan ambruk di desa mereka. Pasalnya, jembatan tersebut merupakan akses satu-satunya yang digunakan warga.
Jembatan dengan panjang 5 meter dan lebar 4 meter itu ambruk digerus banjir pada Agustus 2025 kemarin. Kejadian tersebut sudah dilaporkan ke Pemkab Pandeglang, namun hingga kini belum ada kepastian kapan jembatan tersebut diperbaiki.
Kepala Desa Batuhideung, Cimanggu, Arsan mengatakan usai kejadian jembatan ambruk pihaknya langsung melaporkan kejadian tersebut ke Dinas Pekerjaan Umum.
Tidak berselang lama perwakilan dari dinas datang ke lokasi untuk mengambil dokumentasi. Namun, sampai saat ini belum ada jawaban kapan jembatan tersebut dibangun.
“Orang PU waktu itu sudah turun, sudah digambar, difoto dan sudah komplit dokumentasinya. Kata saya tolong dibantu karena warga kami sangat butuh untuk aktivitas sehari-hari akses kami hanya itu,” kata Arsan, Senin (8/9/2025).
Menurut Arsan, jembatan tersebut masuk dalam kewenangan kabupaten sehingga dirinya mendesak agar pemerintah segera memperbaiki jembatan itu. Kata dia, awalnya masyarakat akan melakukan perbaikan secara swadaya namun karena keterbatasan anggaran akhirnya niat tersebut diurungkan.
“Kalau misalkan tidak ada yang mau memperbaiki yang jelas kami tidak mampu untuk melakukan swadaya kami hanya mampunya tenaga,” ujar Arsan.
Jembatan yang menghubungkan beberapa kampung itu dianggap vital oleh warga, karena tidak ada jalur alternatif lain. Untuk sementara, warga secara swadaya memperbaiki jembatan menggunakan batang kayu kelapa agar akses kendaraan tetap bisa keluar masuk kampung.
“Jalurnya kewenangan kabupaten yang menyambungkan Kampung Cikadu dan Kampung Pasir Nangka melewati Desa Batuhideung, di tengah jalan Desa Batuhideung ada jalan kabupaten yang terkena bencana banjir, jembatan itu terbawa air sehingga karena jalan satu-satunya awalnya kami berinisiatif mau melakukan swadaya tapi karena kami tidak mampu untuk sementara kami menggunakan batang kelapa,” terangnya.
Ia membeberkan, jika Pemkab Pandeglang tidak segera memperbaiki jembatan tersebut dirinya khawatir terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan mengingat posisi jembatan yang berada di tanjakan dan kekuatan batang kelapa tidak mampu bertahan lama.
“Kejadian pada Agustus sebelum 17 Agustus. Memang bisa dilalui oleh motor maupun mobil tapi itu kan hanya batang kelapa paling kekuatannya beberapa bulan dan paling lama 1 tahun, saat ini masyarakat memang tidak mengeluh tapi kalau sudah rusak pasti mengeluh,” ungkapnya.
Meski saat ini jembatan itu masih cukup kuat menahan beban namun ia tetap mengkhawatirkan keselamatan warga terutama warga yang menggunakan kendaraan bermotor. Sebab, banyak kendaraan kadang tidak mampu melintasi jembatan tersebut karena medan yang sulit.
“Ya memang takut karena posisinya ada di tanjakan, lokasinya bukan di dataran. Misalkan kendaraan tidak mampu menanjak ditakutkan terpeleset ke tebing,” tutupnya.
Penulis : Memed
Editor : Tb Moch. Ibnu Rushd