TANGERANG – Alun-Alun Cibodas, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, berubah menjadi lautan manusia pada Minggu (7/9/2025). Ratusan warga dan pesilat dari berbagai perguruan berkumpul dalam Parade Pencak Silat IPSI Cibodas, sebuah acara yang bukan hanya sekadar ajang atraksi, tetapi juga simbol persatuan dan pelestarian budaya warisan leluhur.
Sebanyak 550 peserta dari 14 perguruan silat ikut serta dalam gelaran akbar ini. Sejak pagi, suasana kawasan Alun-Alun Cibodas sudah terasa semarak. Dentuman musik tradisional mengiringi langkah para pesilat yang berbaris rapi, memamerkan seragam khas perguruan masing-masing. Warga yang hadir tampak antusias menyaksikan parade yang mengelilingi lingkungan sekitar alun-alun, sebelum dilanjutkan dengan latihan gabungan dan penampilan seni bela diri.
Camat Cibodas, Buceu Gartina, tak dapat menyembunyikan rasa bangganya melihat antusiasme warga dan pesilat yang memenuhi alun-alun.
“Hari ini di Alun-Alun Cibodas ada latihan gabungan pencak silat dari IPSI dan juga parade pencak silat. Ini bukan hanya pertunjukan, tetapi juga menghidupkan alun-alun sebagai ruang olahraga dan budaya,” ujar Buceu.
Ia menekankan bahwa pencak silat bukan sekadar olahraga, tetapi juga simbol identitas bangsa yang patut dijaga. Menurutnya, kehadiran IPSI di tingkat kecamatan menjadi pengingat bahwa budaya lokal memiliki peran penting dalam membangun karakter generasi muda.
Yang menarik, IPSI Cibodas ternyata baru resmi terbentuk pada 5 Mei 2025. Meski masih seumur jagung, mereka langsung membuktikan eksistensinya melalui gelaran berskala besar ini. Ketua IPSI Cibodas, Sugiyono, menyebut parade ini sebagai tonggak awal kebersamaan para pesilat di wilayahnya.
“Kami melaksanakan giat ini untuk mempersatukan seluruh pencak silat yang ada di Cibodas. Yang kami bangun adalah fondasi untuk menguatkan kebersamaan di antara para pesilat,” jelas Sugiyono.
Ia berharap kegiatan seperti ini bisa menjadi wadah pembinaan dan ajang kompetisi yang sportif. Lebih dari itu, Sugiyono juga bermimpi IPSI Cibodas dapat menjadi contoh bagi kecamatan lain dalam membina para pesilat dan menjaga tradisi pencak silat di Kota Tangerang.
Acara ini tak hanya menghadirkan parade dan latihan gabungan, tetapi juga pengukuhan pengurus IPSI Cibodas. Bagi masyarakat, ini menjadi kesempatan untuk mengenal lebih dekat pencak silat sebagai warisan budaya yang masih hidup di tengah arus modernisasi.
Sorak sorai penonton terdengar setiap kali para pesilat menunjukkan jurus-jurus khas perguruan mereka. Anak-anak terlihat terpukau, sementara para orang tua mengenang masa muda ketika pencak silat menjadi bagian dari keseharian mereka.
“Melalui parade ini, kita ingin menunjukkan bahwa pencak silat bukan hanya warisan masa lalu, tetapi juga bagian dari masa depan,” tambah Sugiyono.
Gelaran ini menjadi lebih dari sekadar tontonan. Ia membawa pesan penting tentang persatuan, pelestarian budaya, dan pembinaan generasi muda. Di tengah derasnya arus budaya asing dan gaya hidup modern, parade ini menjadi pengingat bahwa tradisi seperti pencak silat memiliki tempat yang tak tergantikan.
Kota Tangerang, melalui kegiatan seperti ini, menunjukkan komitmennya untuk menjaga budaya lokal tetap hidup. Bagi para pesilat, parade ini bukan hanya tentang unjuk kebolehan, tetapi juga tentang silaturahmi, persaudaraan, dan semangat kebersamaan.
Dengan semarak yang terasa hingga akhir acara, Parade Pencak Silat IPSI Cibodas meninggalkan kesan mendalam. Lebih dari sekadar perayaan, ia menjadi bukti nyata bahwa budaya tradisional dapat terus berkembang dan relevan, selama ada tekad bersama untuk menjaganya.
Tim Redaksi