Rasa Makanan MBG Hambar, Dindikbud Cilegon: Kewenangan Ada di Badan Gizi Nasional

Heni Anita Susila. (Maulana/BantenNews) CILEGON – Munculnya keluhan terkait distribusi Makanan Bergizi (MBG) di wilayah Cibeber mendapat sorotan publik. Namun,…
1 Min Read 0 7


Heni Anita Susila. (Maulana/BantenNews)

CILEGON – Munculnya keluhan terkait distribusi Makanan Bergizi (MBG) di wilayah Cibeber mendapat sorotan publik. Namun, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Cilegon menegaskan bahwa urusan tersebut bukan menjadi kewenangannya.

Kepala Dindikbud Kota Cilegon, Heni Anita Susila, menjelaskan bahwa ranah pengawasan maupun kualitas makanan bergizi sepenuhnya berada di bawah tanggung jawab Badan Gizi Nasional.

“Itu ranahnya Badan Gizi Nasional. Dindik hanya menyiapkan sasaran, yaitu data sekolah-sekolah yang diminta pengelola SPPG,” jelas Heni melalui pesan singkat, Selasa (2/9/2025).

 

Dengan demikian, Dindikbud Kota Cilegon berperan sebatas administratif, yaitu mempersiapkan dan menyampaikan data sekolah penerima program MBG.

“Kalau soal kualitas makanan, kewenangan ada pada Badan Gizi Nasional,” tambahnya.

Sementara itu, hingga kini belum ada keterangan lebih lanjut dari pihak Badan Gizi Nasional terkait keluhan masyarakat mengenai kualitas MBG di Cibeber.

Diberitakan sebelumnya, Walikota Cilegon, Robinsar mendapatkan banyak keluhan dari masyarakat terkait Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digelontorkan Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon.

Keluhan masyarakat disampaikan melalui kolom komentar Instagram Robinsar @robinsar19. Sejumlah warganet yang diduga orangtua wali murid menyampaikan kritik terhadap Program MBG yang sedang digulirkan. Di mana para orangtua murid mengaku prihatin dengan kualitas rasa makanan yang disediakan.

Pengguna akun octharatih menulis bahwa menu MBG di daerahnya seharusnya dipantau lebih serius karena masakan dinilai kurang enak.

“Masake sing enak, emang kalau nggak enak kan dibuang, ora dipangan. Ujung-ujungnya buang-buang anggaran bae,” tulisnya seperti dikutip, Selasa (2/9/2025).

Komentar ini pun mendapat tanggapan dari Walikota Cilegon, Robinsar melalui akunnya @robinsar19 yang menanyakan asal daerah MBG tersebut. “Mbg daerah pundi,? balas Robinsar.

Keluhan serupa disampaikan akun dhitedcn yang menyebut MBG di daerah Cibeber hambar, sehingga banyak anak yang enggan memakannya. Bahkan, para orang tua diminta membawa wadah untuk menampung makanan agar bisa dibawa pulang bila tidak habis.

“Eman-eman, banyak yang nggak dimakan. Tapi alhamdulillah anak saya apa saja dimakan habis,” ujarnya.

Sementara itu, akun helloshetty kembali menegaskan bahwa anaknya hampir setiap hari membawa kotak makan kosong untuk menampung MBG, namun akhirnya tetap dibuang saat sampai di rumah karena sudah tidak layak konsumsi. “Sedih sebenarnya, jadi mubazir,” keluhnya.

Fenomena ini menyoroti dua persoalan utama: kualitas rasa yang membuat anak-anak enggan menyantap makanan gratis, serta potensi pemborosan akibat makanan terbuang.

Masyarakat berharap pemerintah daerah segera melakukan evaluasi, agar tujuan mulia program ini benar-benar dirasakan manfaatnya oleh anak-anak sekolah tanpa menimbulkan kesan sia-sia.

Penulis: Usman Temposo
Editor: Wahyudin





Source link

beritajakarta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *