KAB. SERANG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Serang mencatat 147 kasus suspek campak sejak Januari hingga pekan kedua Agustus 2025.
Dari jumlah itu, 14 orang dipastikan positif campak berdasarkan uji laboratorium Balai Besar Pengendalian Kekarantinaan Kesehatan (BBPKL) Jakarta. Sementara 113 kasus dinyatakan negatif dan 12 lainnya masih menunggu hasil pemeriksaan.
Selain itu, satu warga juga teridentifikasi positif campak rubella. Tujuh pasien kini menjalani perawatan intensif di rumah sakit karena secara klinis telah memenuhi kriteria diagnosa positif.
“Sebaran kasus paling banyak ditemukan di Kecamatan Kragilan, empat orang. Lalu dua orang di Cikande dan dua orang di Pontang. Adapun Tanara, Cikeusal, Waringinkurung, Bojonegara, Kramatwatu, serta Binuang masing-masing satu orang,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Serang, Istianah Hariyanti, Kamis (28/8/2025).
Istianah menyebut, temuan kasus ini tidak lepas dari kerja petugas surveilans yang rutin melakukan penyisiran lapangan.
Begitu menemukan gejala, petugas segera mengambil sampel darah pasien untuk dikirim ke laboratorium.
“Hasilnya paling cepat keluar tiga hari. Kalau kondisi pasien memburuk, langsung dirujuk ke rumah sakit,” ujarnya.
Menurut Istianah, campak belum memiliki obat untuk mematikan virus. Perawatan hanya bersifat suportif, sesuai gejala yang muncul.
“Demam tinggi kita beri obat penurun panas, lalu vitamin A untuk menambah daya tahan tubuh,” katanya.
Ia menambahkan, penyakit campak dapat berujung komplikasi serius seperti radang paru-paru hingga radang otak jika terlambat ditangani.
Hal itu terjadi, kata istianah, karena penularannya melalui percikan ludah dan ingus saat batuk atau pilek, Dinkes melakukan langkah pencegahan dengan penyelidikan epidemiologi.
“Minimal kita periksa 40 rumah di sekitar pasien. Kalau ada yang bergejala langsung ditindaklanjuti, dicek status imunisasinya, diberi vitamin A, bahkan melengkapi imunisasi yang belum lengkap hari itu juga,” ucapnya.
Dari catatan Dinkes, mayoritas pasien positif campak adalah balita yang tidak pernah atau belum melengkapi imunisasi.
“Hampir 100 persen penderita campak tidak punya riwayat imunisasi lengkap. Padahal imunisasi ini sangat menentukan kekebalan tubuh seseorang,” tutur Istianah.
Penulis : Rasyid
Editor: Tb Moch. Ibnu Rushd