LEBAK – Wakil Bupati Lebak, Amir Hamzah, bersama tim kecil dari Dinas Lingkungan Hidup dan Badan Penelitian, Riset, dan Inovasi Daerah, melakukan studi lapangan ke Kota Bandung pada 22-23 Agustus 2025.
Agenda ini bukan sekadar kunjungan seremonial, tetapi upaya serius mencari solusi nyata untuk persoalan sampah di Kabupaten Lebak.
Bandung dipilih karena dinilai berhasil memanfaatkan teknologi dalam mengolah sampah secara terpadu. Di sana, sampah organik diubah menjadi kompos yang bisa dipakai untuk sektor pertanian dan perkebunan, sementara sampah non-organik diolah menjadi Refuse-Derived Fuel (RDF) bahan bakar alternatif yang dapat menggantikan fosil. Konsep ini tidak hanya mengurangi volume sampah, tetapi juga menghasilkan nilai tambah ekonomi sekaligus menjaga lingkungan.
Amir Hamzah menegaskan bahwa pengelolaan sampah harus dilihat sebagai investasi jangka panjang, bukan sekadar urusan kebersihan.
“Ini soal keberlanjutan dan masa depan. Dengan inovasi dan teknologi, kita bisa meminimalkan ketergantungan pada sumber daya lama dan menciptakan manfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa Kabupaten Lebak tidak mau tinggal diam menghadapi masalah sampah. Pemerintah daerah ingin memadukan inovasi, kolaborasi, dan pemanfaatan teknologi untuk membangun sistem pengelolaan sampah yang efisien dan ramah lingkungan.
Harapannya, apa yang dipelajari di Bandung bisa menjadi model yang relevan untuk Lebak, membawa dampak nyata bagi generasi mendatang.
Tim Redaksi
