Jakarta, CNN Indonesia —
Tersangka kasus dugaan pemufakatan jahat suap kasasi Ronald TannurZarof Ricar diperiksa tim khusus dari Badan Pengawas (Bawas) Mahkamah Agung (MA).
Kabar pemeriksaan itu juga dibenarkan oleh Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Harli Siregar. Ia mengatakan pemeriksaan dilakukan oleh tim MA di Gedung Kejagung pada Senin (4/11) hari ini.
ZR diperiksa dari Bawas MA RI di Kejagung, katanya kepada wartawan saat dikonfirmasi.
Kendati demikian, Harli mengaku tidak mengetahui materi pemeriksaan karena dilakukan oleh tim dari MA. Hanya saja ia menyebut pemeriksaan masih berlangsung.
Sebelumnya Kejagung telah menetapkan eks Kepala Balitbang Diklat Kumdil MA Zarof Ricar dan advokat Lisa Rahmat sebagai tersangka kasus pemufakatan jahat suap dan gratifikasi pengurusan vonis Ronald Tannur di Mahkamah Agung.
Keduanya dinilai terbukti melakukan pemufakatan jahat suap agar putusan kasasi juga ikut memerdekakan Ronald Tannur. Dalam kesepakatannya, Lisa menjanjikan biaya pengurusan perkara sebesar Rp1 miliar untuk Zarof.
Sementara biaya suap sebesar Rp5 miliar untuk hakim ketiga yang mengurus perkara Ronald Tannur juga telah diserahkan dari Lisa kepada Zarof. Namun uang itu belum sempat diserahkan dan masih berada di rumah Zarof.
Di sisi lain, Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus Kejagung Abdul Qohar menyebut eks pejabat MA Zarof Ricar telah menerima total gratifikasi sebesar Rp920 Miliar untuk mengurus perkara di MA sejak tahun 2012 hingga 2022.
“Saudara ZR menerima gratifikasi pengurusan perkara di MA dalam bentuk uang ada yang rupiah dan mata uang asing yang jika dikonversikan Rp920.912.303.714 dan emas batangan seberat 51 kilogram,” ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (25/10).
Abdul menjelaskan dari temuan penyidik, sebagian besar uang tunai itu disimpan oleh Zarof dalam bentuk mata uang asing di perumahannya yang terletak di kawasan Senayan, Jakarta Selatan.
Rinciannya yakni dalam bentuk Dollar Singapura sebanyak 74.494.427; Dolar Amerika Serikat 1.897.362; Euro 71.200; Dolar Hongkong 483.320; dan Rupiah sebesar Rp5.725 miliar.
Selain itu juga ditemukan logam mulia emas dengan total seberat 46,9 kilogram. Selanjutnya satu buah dompet berisi 12 keping emas dalam besaran 50 gram, 7 keping emas dalam besaran 100 gram, 10 keping emas, dan 3 lembar sertifikat kuitansi emas.
(tfq/anak)