Jakarta, CNN Indonesia —
Puluhan anak SD di Kabupaten CiamisJawa Barat, dilaporkan mengalami penyakit gondongan atau istilah medisnya penyakit gondongan.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Ciamis, siswa SD yang mengalami gejala gondongan sebanyak 30 anak. Rinciannya adalah 10 anak di SDN 7 Ciamis, 20 anak di SDN 3 Ciamis. Dinkes Ciamis pun masih melakukan pendataan di sekolah-sekolah lainnya. Sekaligus memberikan penyuluhan dan edukasi oleh Puskesmas.
Selain itu petugas Puskesmas pun sudah diturunkan Dinkes Ciamis untuk menangani siswa-siswa yang terjangkit gondongan. Selain itu, pihak sekolah menerapkan kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ) untuk seluruh kelas. Belajar dari rumah itu berlangsung dua hari Jumat dan Sabtu, 1 dan 2 November 2024.
“Ya benar, ada laporan dari Dinas Pendidikan Ciamis, sejumlah anak di SDN 3 Ciamis dan SDN 7 Ciamis mengalami penyakit gondongan. Kami pun sudah berkoordinasi dengan Puskesmas Ciamis untuk memenuhinya,” ujar Kabid P2P Dinas Kesehatan Ciamis Edis Herdis, Kamis (31/10 ).
Gondongan atau gondongan ini termasuk penyakit menular. Langkah yang dilakukan untuk mencegah penularan lebih meluas, tim Puskemas Ciamis pun langsung mendatangi sekolah yang anak-anaknya terkena penyakit gondongan.
Tim Puskesmas sudah mendatangi sekolah. Pemda juga akan mengeluarkan surat imbauan mengenai penyakit gondongan ini. Terutama anak yang mengalami gondongan agar tidak sekolah dulu sampai sembuh, tujuannya supaya tidak terjadi penularan, kata Edis.
Edis menjelaskan, gondongan menyebabkan virus yang menyerang kelenjar ludah di bawah telinga. Penyakit ini menyerang anak usia 2-14 tahun terutama yang paling rentan adalah anak usia 5-9 tahun.
“Kami imbau kepada ibu-ibu, anak usia itu memang bisa merawat orang tua. Pertama jaga saya tahan tubuh anak, menjaga kebersihan pola hidup bersih sepat. Menjaga daya tahan tubuh dengan anak diberikan menu sarapan sehat bergizi seimbang,” ungkapnya.
Dokter Puskesmas Ciamis Reni Cahya Aprianti menjelaskan dari hasil survei di SDN 3 Ciamis terdapat 19 anak yang mengalami gondongan. Rinciannya kelas 1 sebanyak 12 anak, kelas 2 sebanyak 4 anak dan kelas 4 sebanyak 3 anak.
“Kalau untuk yang di SDN 7 Ciamis belum diketahui jumlah baru akan kami lakukan pengecekan,” jelasnya.
Dokter Reni menjelaskan, penularan penyakit gondongan terbilang cukup cepat. Untuk itu, penting untuk melakukan pencegahan penularan. Anak yang sakit sementara tidak masuk sekolah sampai sembuh.
“Itu kelenjar ludahnya mengalami peradangan. Gejalanya ada pembengkakan disertai demam juga. Yang kasian anak, itu bisa sakit menelan, sakit kepala dan mual. Jadi tidak mau makan dan risikonya dehidrasi, maka dari itu harus segera ditindaklanjuti,” tuturnya.
Reni menyebut wabah penyakit gondongan ini juga erat dengan cuaca pancaroba saat ini. Perubahan cuaca membuat daya tahan tubuh menjadi tidak stabil. Namun apabila daya tahan tubuh kuat, anak tidak akan terjangkit penyakit gondongan.
“Rata-rata kesembuhan penyakit gondongan sekitar seminggu, setelah melewati masa inkubasi dan dibantu pengobatan,” katanya.
dinas pendidikan
Kepala SDN 3 Ciamis Irwan Setiawan mengatakan pertimbangan melaksanakan PJJ atau Belajar dari Rumah (BDR) karena sesuai Arahan dinas pendidikan setelah ada sejumlah siswa yang sakit gondongan.
“Berdasarkan Arah dari Dinas Pendidikan, maka moda kegiatan Belajar Tatap Muka di sekolah di alihkan menjadi kegiatan Belajar Dari Rumah (BDR) untuk seluruh kelas. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi semakin meluasnya penyakit tersebut,” ujar Irwan.
Selain itu, dia mengatakan pihak sekolah pun telah melakukan sejumlah upaya untuk mencegah penularan gondongan. Pertama mengimbau orang tua yang anaknya disinyalir sakitnya segera melakukan pemeriksaan medis. Menyarankan untuk tidak berangkat ke sekolah karena dapat menularkan atau rentan terhadap penyakit parotitis tertular. Sekolah juga menyarankan peserta didiknya memakai masker saat melakukan aktivitas di sekolah.
“Kami telah melaporkan tren banyaknya siswa yang sakit ke Dinas Pendidikan dan Puskesmas. Pihak Puskesmas juga telah berkomitmen dengan memberikan sosialisasi pencegahan penyakit dan pola hidup sehat,” katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Ciamis Erwan Darmawan membenarkan telah menerima laporan sejumlah siswa SD dan PAUD mengalami sakit dengan gejala klinis gondongan. Seperti demam, pipi bengkak, nyeri menelan, sakit kepala, nyeri sendi, nyeri perut, mudah lelah, nafsu makan.
Memperhatikan tingginya risiko penularan, besarnya populasi berisiko dan cara penularan parotitis atau gondongan, maka dihimbau untuk meningkatkan kewaspadaan, melakukan pencegahan dan pengendalian penularan parotitis atau gondongan.
“PemkabCiamis telah mengeluarkan imbauan kewaspadaan penyakitPorotitis (Gondongan),” ujarErwan.
Salah satunya membatasi interaksi atau belajar di rumah siswa, pendidik dan tenaga kependidikan yang dinyatakan sakit parotitis (gondongan) di sekolah sekurang-kurangnya 7 hari sejak mengalami gejala tersebut.
“Pada intinya mengimbau untuk melakukan pencegahan dan pengendalian partisipasi dengan sosialiasi dan edukasi di sekolah bersama tim UKS. Melakukan pengawasan aktif di sekolah melalui jejaring UKS,” jelasnya.
Baca berita lengkapnya di sini.
(tim/anak)