Makassar, CNN Indonesia —
Penyidik Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) turun tangan memeriksa anggota terkait proses penyidikan guru SD Negeri 4 Baito, Supriyani yang dilaporkan memarahi anak seorang polisi di sana.
Kasus tersebut saat ini telah masuk ke konferensi di mana guru honorer tersebut menjadi penipuan.
Kabid Propam Polda Sultra, Kombes Pol Moch Soleh mengatakan bahwa seluruh personel dari tingkat polsek hingga Polres tu telah diperiksa terkait kasus guru SD Negeri 4 Baito, Supriyani.
“Semua personel baik polsek atau polres kami melakukan interogasi dan klarifikasi terkait tentang guru Supriyani,” kata Soleh kepada CNNIndonesia.comJumat (25/10).
Menurut Soleh pemeriksaan terhadap personel yang terlibat dalam kasus itu masih terus dilakukan untuk mengetahui apakah proses penanganan perkara ini sudah sesuai dengan prosedur atau tidak.
“Masih didalami, di bawah Itwasda,” tuturnya.
Soleh enggan berbicara lebih jauh terkait ayah korban, Aipda Wibowo Hasyim, yang bertugas sebagai Kanit Intelkam Polsek Baito apakah sudah diperiksa atau tidak.
Kasus menjerat Supriyani yang merupakan guru honorer tersebut telah memasuki tahap konferensi yang digelar di PN Andoolo.
Dalam konferensi tersebut, Jaksa membacakan dakwaan Supriyanitelah melakukan kekerasan pada anak, sehingga didakwa pasal perlindungan anak.
“Perbuatan kinerja sebagaimana diatur dan diancam pidana berdasarkan pasal 80 ayat (1) juncto pasal 76C UU RI No. 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas UU No. 23 tahun 2002 sebagaimana telah diubah menjadi UU No. 17 tahun 2016 tentang penetapan pemerintah pengganti UU No. 1 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas UU No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak,” kataJaksa Penuntut Umum (JPU), Ujang Sutisna membacakan dakwaan dalam sidang, Kamis (24/10).
Dia yang juga Kepala Kejaksaan Negeri Konawe Selatan itu menjelaskan kejadian ini terjadi pada Rabu (24/10) sekitar pukul 10.00 WITA, bermula di dalam kelas sedang berlangsung proses belajar mengajar. Saat itu, korban D bersama dua orang temannya sedang berada di kelas IA.
Wali Kelas IA SDN 4 Baito, bernama Lilis Herlina Dewi meninggalkan kelas dan menuju ke ruangan kepala sekolah. Terdakwa masuk ke dalam kelas dan mendekati D yang terlihat sedang bercerita dengan temannya dan tidak fokus dengan kegiatan menulis. Supriyani memukul korban satu kali pada paha bagian belakang 1 kali menggunakan gagang sapu ijuk,” ungkapnya.
Setelah kejadian itu, korban mengalami luka memar pada bagian paha kanan dan kiri bagian belakang serta warna luka kehitaman.
“Ukuran luka paha kanan dengan panjang 6 sentimeter dan lebar 0,5 sentimeter. Luka pada paha kiri dengan panjang 3,3 sentimeter dan lebar 1,1 sentimeter,” bebernya.
Setelah membacakan dakwaan tersebut, jaksa meminta kepada majelis hakim agar sidang perkara ini dapat dilaksanakan secepatnya. Ujang mengaku telah menyiapkan tuntutan terhadap pembelaan setelah sidang pembacaan eksepsi atau pembelaan dari pihak pembela.
Setelah itu, majelis hakim menunda sidang tersebut dan akan kembali dilanjutkan pada Senin (28/10) pukul 10.00 WITA dengan agenda sidang pembacaan eksepsi pembela.
(mir/anak)