Jakarta, CNN Indonesia —
Kejaksaan Agung atau Kejagung mengaku masih mendalami sumber dana Rp5 miliar yang rencananya akan digunakan sebagai uang suap kepada majelis hakim Mahkamah Agung (MA) dalam kasus kasasi Gregorius Ronald Tannur.
Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus Kejagung Abdul Qohar mengatakan saat ini memuat baru bisa memastikan apakah uang tersebut berasal dari pengacara Ronald Tannur, Lisa Rahmat (LR).
Abdul mengatakan uang suap tersebut telah diserahkan Lisa kepada Zarof Ricar (ZR) selaku eks Kepala Balitbang Diklat Kumdil MA untuk mengurus perkara kasasi Ronald Tannur.
“Sumber dana yang sudah nyata ini dari tangan LR. Ini sedang kami dalami, apakah dari siapa dan dari mana nanti akan kita proses lebih lanjut,” jelasnya dalam konferensi pers, Jumat (25/10).
Abdul menjelaskan saat ini penyidik tengah mengumpulkan bukti-bukti terkait kepemilikan uang tersebut. Termasuk untuk mendalami dugaan pemberian uang dari pihak lain kepada Lisa selaku pengacara Ronald Tannur.
“Apakah kemudian LR mendapatkan uang dari siapa, kapan, dimana, malam ini sedang kami melakukan klarifikasi. Inilah yang sedang kami dalami, sabar, karena penyidikan itu perlu proses, perlu alat bukti, maka berilah kesempatan penyidik untuk bekerja,” tuturnya.
Sebelumnya Abdul mengatakan Lisa meminta agar Zarof Ricar yang merupakan mantan Kepala Balitbang Diklat Kumdil MA untuk membantu pengurusan perkara kasasi kasus Ronald Tannur.
Dalam permintaan bantuan itu, Lisa menyatakan kepada Zarof akan menyiapkan dana pengurusan perkara untuk diserahkan kepada majelis hakim sebesar Rp5 miliar. Sementara biaya jasa pengurusan perkara untuk Zarof sebesar Rp1 miliar.
“LR meminta agar ZR mengupayakan Hakim Agung pada Mahkamah Agung tetap menyatakan Ronald Tannur tidak bersalah dalam keputusan kasasinya,” jelasnya.
“LR menyampaikan kepada ZR akan menyiapkan uang atau dana sebesar Rp5 miliar untuk Hakim Agung dan untuk ZR akan diberikan fee sebesar Rp1 miliar atas jasanya,” imbuhnya.
Dalam perkara ini, Zarof ditetapkan dan pengacara Lisa Rachmat telah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan pemufakatan jahat suap dan gratifikasi pengurusan kasasi Ronald Tannur.
Atas perbuatannya, Zarof dijerat dengan pasal 5 ayat 1 juncto pasal 15 juncto pasal 18 UU Tipikor dan pasal 12 B juncto pasal 18 UU Tipikor. Sementara Lisa dijerat dengan Pasal 5 ayat 1 juncto pasal 15 UU Tipikor.
Sebelumnya Kejagung resmi menetapkan tiga hakim PN Surabaya yakni Erintuah Damanik, Heru Hanindyo, dan Mangapul sebagai tersangka penerima suap dalam kasus vonis bebas pembunuhan Gregorius Ronald Tannur.
Selain hakim ketiga tersebut, pengacara Ronald Tannur Lisa Rahmat juga turut ditetapkan sebagai tersangka pemberi suap. Dalam kasus ini penyidik juga menyita barang bukti uang tunai dalam berbagai pecahan senilai RP20 miliar beserta sejumlah barang elektronik.
Barang bukti tersebut diperoleh penyidik setelah menggeledah enam lokasi kediaman dari masing-masing tersangka yang tersebar di wilayah Jakarta, Semarang, dan Surabaya.
(tfq/wiw)