Jakarta, CNN Indonesia —
Mantan Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono mengatakan masih terdapat pekerjaan rumah terkait masalah lingkungan hidup dalam megaproyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), di Kalimantan Timur.
IKN dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi ibu kota negara baru pengganti Jakarta. Jokowi menginginkan kota baru ini menjadi kota yang ramah lingkungan yang berada di tengah hutan tropis.
“Apakah kita sudah di trek (di isu lingkungan)? Saya agak diplomatis menjawab, bahwa kita banyak PR (pekerjaan rumah) di sini,” kata Bambang dalam wawancara khusus Wawancara Khusus CNN IndonesiaSabtu (19/10).
Bambang mengingatkan pembangunan proyek fisik di lapangan harus sensitif terhadap lingkungan. Ia menyorot pembukaan lahan yang menerabas hingga menebang pohon-pohon mangrove di sekitar kawasan IKN.
“Misal kita buka 5×5 meter, ya sudah itu saja. Jangan kiri-kanan juga dibuka, diterabas semua, apalagi yang diterabas hutan bakau, hutan bakaunya primer. Ini kejadian pada waktu saya di otorita (IKN),” ujarnya.
Selain itu, kata Bambang, pembangunan sejumlah proyek di kawasan IKN juga harus sensitif terhadap wilayah yang berdekatan dengan kawasan konservasi. Ia mengungkit salah satu kejadian ketika ada orang utan masuk proyek jalan tol di dekat Sungai Wain, Balikpapan.
Pihaknya lalu membuat sebuah koridor atau jalan khusus untuk Orang Utan dipindahkan dari satu wilayah ke wilayah lain yang berada di kawasan konservasi tersebut.
“Ada satu kejadian yang hampir viral, ada orang utan yang masuk proyek jalan tol. Kalau kami tidak memiliki hubungan baik dengan organisasi organisasi internasional tentu saja divonis build tidak memperhatikan lingkungan,” katanya.
“Ini contoh-contoh kecil di mana kita harus lebih memperhatikan masalah masalah lingkungan ini sebagai cap buat kita kalau kita ingin diakui dunia sebagai kota hutan lestari,” ujar Bambang menambahkan.
Guru Besar Planologi Universitas Diponegoro (Undip) mengatakan IKN ini dibangun di tengah-tengah salah satu ekosistem yang disebut jantung Kalimantan. Otorita IKN pun menerapkan aspek Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola (ESG).
Bambang menyebut Otorita IKN menjadi kota pertama yang mempunyai Komite ESG di tingkat kota. Umumnya konsep ESG ini diterapkan di sebuah perusahaan. Komite ESG terkait pembangunan IKN ini beranggotakan sembilan orang yang dipimpin oleh Rhenald Kasali.
“Saya teringat pertama-tama kemudian ada diskusi panjang dengan Presiden Jokowi, beliau mengatakan kita coba Indonesia percobaankita meloncat, ini berubah, jadi ada satu gangguan di mana kita harus melakukan secara teknologi menjadi kota pintarkatanya.
“Tetapi semua hal secara mendasar tentang ESG harus ada, lingkungan harus dijaga, masalah perubahan iklim, lingkungan harus inklusif,” ujar Bambang.
Di sisi lain, Bambang meminta agar masyarakat yang sudah tinggal lebih awal di sekitar IKN mendapat perhatian dari pemerintah. Menurutnya, masyarakat lokal harus dilibatkan dalam setiap rencana pembangunan IKN yang berdampak pada kehidupan mereka.
Bambang mencontohkan masalah izin lahan sekitar 2.086 hektare yang belum selesai hingga kini. Ia mengatakan setiap pelepasan lahan membutuhkan proses yang panjang karena bersinggungan dengan masyarakat setempat.
“Harus ada dialog, demi dialog, demi dialog, masyarakat harus benar benar ditaruh di tempatnya yang sangat mulia. Sampai sekarang belum kelar lho, saya dibilang gak terlalu cepat kan, tapi buktinya sampai sekarang belum kelar,” katanya.
“Jadi memang harus ada proses, dan proses itu harus inklusif, partisipatori. Kita ingin membangun sesuatu yang baru, jangan kita melakukan hal-hal yang sama dengan kemarin,” lanjutnya.
(fra)