BPBD Kabupaten Serang Catat 105 Kejadian Bencana di Semester Pertama 2025

Personil BPBD Kabupaten Serang mengevaluasi korban bencana. (IST) KAB.SERANG– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang mencatat 105 kejadian penanganan…
1 Min Read 0 4


Personil BPBD Kabupaten Serang mengevaluasi korban bencana. (IST)

KAB.SERANG– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang mencatat 105 kejadian penanganan darurat bencana dan peristiwa lain sepanjang Januari hingga Juni 2025. Kejadian tersebut mencakup bencana alam, nonalam, serta kebakaran yang tersebar di berbagai wilayah.

Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Kabupaten Serang Rukma Alfiana menjelaskan, dari total kejadian itu, 13 di antaranya adalah kebakaran. Sementara itu, bencana alam seperti banjir, pergerakan tanah, cuaca ekstrem, dan pohon tumbang mendominasi dengan 49 kejadian. Adapun bencana non alam, termasuk pencarian barang dan musibah umum seperti orang hilang, tercatat sebanyak delapan kali.

“Selama enam bulan ini, kasus paling banyak adalah pohon tumbang. Cuaca yang tidak menentu menjadi penyebab utamanya,” ujarnya.

Penanganan dilakukan di sejumlah kecamatan, antara lain Cinangka, Cikeusal, Pulo Ampel, Gunung Sari, Ciomas, Padarincang, dan Anyer. Menurutnya, memasuki Agustus, perubahan dari musim hujan ke musim kemarau perlu diwaspadai karena berpotensi memunculkan kejadian baru.

Dalam catatam BPBD selama lima tahun terakhir, angka kejadian relatif fluktuatif: 275 kejadian pada 2021, 255 pada 2022, 265 pada 2023, dan 155 pada 2024. Ia membedakan antara “kejadian” dan “bencana” sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007.

“Bencana adalah peristiwa alam atau nonalam yang mengganggu kehidupan masyarakat. Kalau ‘kejadian’, sifatnya masih bisa ditangani hari itu juga,” jelasnya.

Terkait penanganan, BPBD mengaku peralatan yang dimiliki memadai untuk operasional, meski belum memenuhi standar ideal. Pemantauan dilakukan secara rutin melalui pos-pos damkar, laporan dari kecamatan dan desa, relawan, hingga pemantauan media sosial.

Jumlah personel yang dikerahkan bergantung pada jenis kejadian. Untuk banjir, misalnya, tahap awal dilakukan penilaian kebutuhan dengan mengerahkan dua hingga empat petugas. Namun, untuk pencarian orang hilang, personel yang diterjunkan bisa mencapai 15 orang.

“Kalau pencarian lebih dari sehari, kemungkinan korban ditemukan selamat kecil, apalagi kebanyakan kasus terjadi di pantai akibat tenggelam. Tapi ada juga yang selamat, seperti kejadian di Cinangka kemarin,” pungkasnya. (Advertorial)





Source link

beritajakarta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *