TANGSEL – Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) menegaskan komitmennya melindungi perempuan dan anak dari tindak kekerasan.
Upaya ini menjadi tindak lanjut setelah Tangsel naik peringkat dari kategori nindya menjadi utama dalam penghargaan Kota Layak Anak (KLA) 2025.
Walikota Tangsel, Benyamin Davnie mengatakan salah satu langkah yang ditempuh adalah menyiapkan rumah aman sebagai tempat perlindungan sementara bagi korban. Di rumah ini, korban juga mendapat pendampingan psikologis hingga pulih dari trauma.
“Kita sudah punya rumah aman ini sebagai bentuk perlindungan bagi korban. Pemulihan psikologis akan terus didampingi selama dibutuhkan,” ujar Benyamin, Senin (25/8/2025).
Selain itu, Pemkot Tangsel juga mendorong kerja sama dengan fakultas psikologi di sejumlah perguruan tinggi untuk memperkuat layanan pendampingan.
“Pendampingan terutama untuk anak, karena traumanya biasanya berlangsung lama. Makanya kita harus aktif,” katanya.
Untuk menekan angka kekerasan, Pemkot Tangsel bersama aparat penegak hukum menyiapkan sanksi sosial bagi pelaku. Identitas dan wajah pelaku yang telah divonis hukum tetap (inkrah) akan diumumkan ke publik melalui media massa. Pemkot juga tengah mengusulkan sanksi tambahan berupa kebiri bagi pelaku kekerasan seksual.
Di sisi lain, masyarakat, kata Benyamin, bisa melapor melalui hotline darurat Tangsel Siaga 112 yang beroperasi 24 jam. Pemkot menggandeng Kejaksaan Negeri Tangsel, Polres Tangsel, hingga perangkat RT/RW untuk memastikan penanganan cepat sekaligus meminimalkan potensi kasus serupa.
“Kita ingin predikat Kota Layak Anak tidak berhenti sebagai simbol. Tapi benar-benar memberi rasa aman bagi perempuan dan anak di Tangsel,” ucap Benyamin.
Penulis : Ahmad Rizki
Editor: Tb Moch. Ibnu Rushd
