Tanjungpinang, CNN Indonesia —
Warga yang tinggal di Pulau Perbatasan dengan Laut China Selatan dan Vietnam di Kecamatan Pulau Laut, Kabupaten Natuna Kepulauan Riau menaruh harapan kepada Presiden terpilih Prabu Subiantokhususnya terkait masalah sulitnya sinyal atau jaringan telekomunikasi.
Salah satu tokoh masyarakat Kecamatan Pulau Laut, Junaidi mengatakan di daerah Perbatasan, masalah komunikasi jadi kendala utama yang dihadapi masyarakat setempat.
Menurutnya, untuk mengakses internet sangat sulit karena jaringan yang tidak stabil. Apalagi saat kondisi cuaca buruk, sinyal malah tidak berfungsi. Dia menyebut, di Desa Air Payang Kecamatan Pulau Laut hanya mengandalkan operator jaringan komunikasi dari Telkomsel.
“Kami di daerah terluar atau daerah perbatasan berharap Presiden baru bisa membereskan masalah sulitnya sinyal untuk mengakses telekomunikasi atau internet,” katanya kepada CNNIndonesia.comSabtu (19/10).
“Jaringan internet juga menyulitkan pelajar, guru, tenaga kesehatan, TNI dan Polri hingga PNS di wilayah kami,” tambahnya.
Sementara warga Desa Air Payang Kecamatan Pulau Laut, Saji mengeluhkan sulitnya lapangan pekerjaan bagi anak-anak yang lulus sekolah di pulau perbatasan.
“Harapannya, anak kami kuliah yang S1 banyak yang kemiskinannya berharap bisa mendapatkan pekerjaan,” katanya.
Dia menyebut, selain sulit mendapatkan pekerjaan, banyak warga yang sulit secara ekonomi di pulau perbatasan apalagi saat kondisi cuaca ekstrem.
“Lebih diperhatikan lah, kami daerah tersulit dan jauh ini biar ada perhatian khusus dari Pemerintah Pusat,” Ujarnya.
Terpisah, Camat Pulau Laut Bambang Erawan mengatakan warganya di tiga desa yakni Desa Air Payang, Desa Kadur dan Desa Tanjungpinang sangat bergantung pada operator Telkomsel yang sering bermasalah. Apalagi saat listrik mati akibat cuaca ekstrem seperti angin kencang dan hujan lebat.
Masalah jaringan komunikasi di Pulau Laut sudah sering disampaikan ke Pemda Natuna dan operator Telkomsel yang janjinya akan melakukan penguatan sinyal dan menambah tower. Namun tak kunjung terealisasi.
Menurut Bambang, di Desa Kadur dan Desa Tanjung Pala merupakan wilayah blank spot karena tidak mendapatkan jaringan komunikasi. Selain masalah komunikasi jalan penghubung di tiga Desa di Kecamatan Pulau Laut juga masih bertanah.
Masyarakat di Pulau Laut sebagian besar merupakan Nelayan dan petani yang sangat bergantung pada hasil sumber daya alam. Untuk sampai di Pulau ini butuh perjalanan panjang. Apabila menggunakan kapal Tol Laut perintis, bisa menempuh waktu 8 Jam dari Ranai Ibu Kota Kabupaten Natuna.
(arp/DAL)