Jakarta, CNN Indonesia —
Tri Rismaharini, calon gubernur Jawa Timur nomor urut 3, bertekad mengentaskan kemiskinan melalui strategi peningkatan pendapatan dan pengurangan pengeluaran keluarga miskin. Dengan fokus pada kemandirian ekonomi, Risma ingin mengurangi kemandirian masyarakat terhadap bantuan sosial (bansos) pemerintah.
Upaya pengurangan pengeluaran keluarga miskin ini akan dilakukan dengan cara Pemerintah Provinsi menanggung biaya sekolah dan layanan kesehatan. Untuk meningkatkan pendapatan, Risma menyatakan pemberdayaan akan dilakukan. Di keluarga miskin, biasanya suami sudah bekerja. Maka istri akan berperan menjadi “mesin kedua” untuk pendapatan keluarga.
“Pemerintah Provinsi akan melatih istri bekerja tanpa harus meninggalkan rumah,” kata Risma.
Demikian disampaikan Risma saat bersama Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto hadir di Banyuwangi dalam rangka Safari Politik dan Konsolidasi Pemenangan Pilkada 2024 di Provinsi Jawa Timur. Hadto didampingi Politikus Muda PDIP Aryo Seno Bagaskoro, jajaran DPD PDIP Jatim dipimpin Wakil Ketua Deni Wicaksono dan Sekretaris Sri Untari.
Tampak hadir Anggota DPR dari dapil tersebut yakni Sonny T. Paramita. Begitu juga ratusan jajaran pengurus dan kader PDIP Banyuwangi turut hadir dipimpin Ketua DPC PDIP Banyuwangi I Made Cahyana Negara.
Lebih jauh Risma mengatakan pengalamannya saat menjabat sebagai Wali Kota Surabaya. Risma berhasil menurunkan angka kemiskinan dari 32 persen di awal masa jabatan, menjadi 4,9 persen di tahun 2020.
Pengalaman saya, ada yang awalnya miskin dan sangat miskin, melompat jadi kaya. Karena ibu yang dikasih pelatihan itu sudah banyak yang ekspor. 2011 berlatih, 2016 sudah ekspor. Dulu pendapatan Rp100 ribu sehari susah, sekarang pendapatan sehari Rp25 juta, ujar Risma .
Menurutnya program yang dia lakukan dulu berhasil menaikkan derajat warga Surabaya. Apalagi kata Risma, dulu warganya yang bekerja sebagai tukang parkir di Dolly, kini menjadi juragan dengan 16 mobil yang disewakan sebagai taksi online.
“Ada juga ibu yang pendapatan perbulan di atas Rp2 miliar. Lebaran bisa Rp6 miliar. Dia bikin kue. Saking banyaknya pesanan, bingung cari nenas untuk selainya. Saya bantu carikan. Jadi bukan saya kasih uang ya. Jadi kita bantu pendidikan dan pemasarannya juga, “kata Risma.
Untuk petani, Risma bercerita tentang pertemuannya dengan petani jagung di Jember, yang mengeluhkan harga jatuh saat panen raya karena kelebihan pasokan. Risma punya cara melalui pemberdayaan pengolahan hasil panen jagung berlebih menjadi minyak goreng jagung. Sementara bagian bawah pohon jagung yang biasanya dibuang untuk dijadikan pakan ternak makanan melalui proses fermentasi.
“Saya bilang ayo bikin sebagian jadi minyak goreng jagung yang harganya lebih mahal. Saya sudah lakukan di Papua, ubah kelapa jadi minyak goreng. Apalagi yang virgin Coconut oil. Harganya mahal. Begitupun nelayan agar membuat pakan ikan. Saya sudah pengalaman di Nunukan yang menjualnya ke Malaysia,” beber Risma.
Bagi Risma, visinya adalah menambah pendapatan keluarga sehingga keluar dari kemiskinan. “Makanya saya katakan saya maju di pilgub ini bukan untuk saya, tapi agar kita semua bisa hidup lebih sejahtera,” ujarnya.
“Saya kurangi pengeluaran dengan sekolah gratis, tapi pendapatan ditambah dengan mendorong kewirausahaan. Kita menumbuhkan ekonomi di wilayah kita masing-masing,” tambahnya.
Lebih lanjut Risma mengatakan, bahwa karena pengalamannya menjabat sebagai Menteri Sosial, dia ingin warga Jatim tak tergantung bansos. Di mata, bansos takkan membuat rakyat keluar dari kemiskinan, sehingga harus ada pemberdayaan lebih lanjut.
“Dalam setahun saya di Mensos, lebih dari 40 ribu orang keluar dan tak mau menerima bansos lagi. Bahkan ada orang yang cacat. Ternyata bisa. Makanya saya bilang kalau petani dan nelayan ditangani dengan benar, mereka akan keluar dari kemiskinan. Ayo kita buktikan di Jawa Timur,” ujar Risma.
(ori/ori)