Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan Pemerintah Kabupaten Flores Timur telah menetapkan status tanggap darurat menyusul erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki pada dini hari tadi.
Status tanggap darurat tersebut tertuang dalam Keputusan Bupati Flores Timur Nomor: BPBD.300.2.2.5/020/BID.KL/IX/2024.
“Status tanggap darurat selama 58 hari, termasuk 4 November sampai 31 Desember 2024,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam konferensi pers secara bold, Senin (4/11).
Muhari menyebut 10 orang meninggal dunia akibat letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki. Sembilan jasad korban tersebut telah dievakuasi, sementara satu jasad masih proses evakuasi oleh tim SAR karena korban tertimpa penyelamatan.
“Per pukul 10.20 WIB, dikonfirmasi bahwa korban jiwa meninggal akibat letusan gunung api Lewotobi Laki-laki yang dimulai sejak tadi malam berjumlah 10 jiwa,” ujarnya.
Muhari mengungkap aktivitas vulkanik gunung api berketinggian 1.584 mdpl yang terjadi pada dini hari itu berdampak pada sejumlah desa di dua kecamatan.
Terdapat 6 desa terdampak di Kecamatan Wulanggitang, yaitu Desa Pululera, Nawokote, Hokeng Jaya, Klatanlo, Boru dan Boru Kedang. Kemudian satu desa di Kecamatan Ile Bura, yakni Desa Dulipali.
Muhari menyebut sebanyak 2.734 KK atau 10.295 jiwa terdampak erupsi, dengan rincian di Kecamatan Wulanggitang 2.527 KK atau 9.479 jiwa dan Ile Bura 207 KK atau 816 jiwa.
“Ini bukan jumlah pengungsi, tapi ini jumlah warga yang terdampak di tujuh desa ini,” ujarnya.
Lebih lanjut, Muhari meminta agar masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 7 km dari pusat erupsi serta sektoral 7 km pada arah Utara-Timur Laut dan 7 Km pada sektor Timur Laut.
“Kami masih menerima laporan visual, banyak saudara di kawasan terdampak yang kembali memeriksa rumah, mencari anggota keluarga,” katanya.
(khr/fra)