LEBAK – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak mencatat dari 28 kecamatan yang berada di Kabupaten Lebak, sekitar 27 kecamatan masuk kategori rawan bencana pergerakan tanah.
Kepala BPBD Lebak, Febby Rizky Pratama, mengatakan hanya ada satu kecamatan yang aman dari ancaman pergerakan tanah.
“Hanya satu kecamatan yang aman akan bencana pergerakan tanah yakni Kecamatan Rangkasbitung. Selebihnya memiliki kerawanan pergerakan tanah dengan tingkat yang berbeda,” kata Febby saat dihubungi, Jumat (12/9/2025).
Ia mengungkapkan, pada 2019 Kampung Jampang, Desa Sudamanik, Kecamatan Cimarga, pernah mengalami pergerakan tanah. Kejadian serupa kembali terulang di Kampung Curug Panjang, Kecamatan Cikulur pada 2022.
“Selain itu, kembali terjadi di Kecamatan Cihara pada 2024 dan terbaru di Kampung Cipasung, Desa Sukarendah, Kecamatan Warunggunung,” ujarnya.
Febby menjelaskan, bencana pergerakan tanah dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya kondisi geografis serta struktur tanah yang labil.
“Ditambah curah hujan yang cukup tinggi sepanjang tahun membuat wilayah Kabupaten Lebak menjadi sangat rentan terhadap bencana pergerakan tanah,” ungkapnya.
Ia menambahkan, saat ini BPBD terus melakukan pemantauan dan koordinasi dengan pemerintah desa untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana lanjutan. Pihaknya juga meminta masyarakat tetap waspada dan segera melapor jika menemukan retakan tanah atau tanda-tanda pergeseran di sekitar permukiman.
“Kemudian yang mendorong kita di tahun depan adalah mencoba memitigasi mengenai pergerakan tanah ini, dimulai dengan membuat peta KRB (Kawasan Rawan Bencana) pergerakan tanah,” ucapnya.
Penulis: Sandi Sudrajat
Editor: Usman Temposo
