
PANDEGLANG – Warga sekitar Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Bangkonol, Kecamatan Koroncong, Kabupaten Pandeglang, mengusir salah satu mobil yang mengangkut sampah dari daerah Jakarta.
Pengusiran itu bermula ketika warga mencurigai salah satu mobil pengangkut sampah masuk ke TPSA Bangkonol. Namun tidak ada yang mengenali mobil tersebut.
Warga yang berjaga di pintu masuk akhirnya mengejar mobil yang sudah berada di dalam TPSA untuk mempertanyakan asal sampah tersebut.
Saat ditanya, sopir pengangkut sampah itu mengakui jika muatan yang dibawa bukan berasal dari Kabupaten Pandeglang, melainkan sampah yang berasal dari daerah Jakarta.
Alhasil, warga yang berada di lokasi langsung mengusir mobil tersebut dan melarangnya membuang sampah di lokasi TPSA.
Koordinator Forum Aliansi Masyarakat Bangkonol, Ahmad Yani menyampaikan pengakuan dari sopir bahwa yang bersangkutan sudah sering masuk ke TPSA Bangkonol dan membuang muatan sampah dari Jakarta dengan membayar sejumlah uang ke petugas di UPT Sampah.
“Jadi kemarin siang itu dua hari yang lalu ada mobil yang plat nomornya yang tidak kami kenal dan bukan mobil yang biasa masuk jadi kami kejar dan mereka memberikan keterangan pada kami sudah berkali-kali masuk ke sini (TPA Bangkonol) dan mereka terus terang bahwa itu sampah dari Jakarta,” katanya, Rabu (10/9/2025).
Yani menegaskan, warga sekitar TPSA sudah berkomitmen bahwa tidak akan menerima dan melarang sampah dari luar daerah masuk ke TPSA Bangkonol dan hanya mengizinkan mobil pengangkut sampah dari Pandeglang saja yang bisa membuang sampah di lokasi tersebut.
“Dari 100 persen sampah yang ada di dalam bak mobil itu 65 persennya merupakan limbah kelapa, sisanya plastik dan lain-lain. Kami mendapatkan informasi bahwa pengakuan dari sopirnya sudah rutin masuk ke sini dan sudah membayar biaya Rp20 ribu per mobil. Ini juga yang memantik kami, ko bisa yang miliaran kami tolak tapi yang Rp20 kami terima,” tegasnya.
Menurut Yani, hal ini tidak bisa dibiarkan karena warga khawatir jika satu mobil diperbolehkan maka akan diikuti oleh mobil-mobil lain yang berasal dari luar daerah.
“Walaupun ini hanya sedikit tapi dengan bahasa sering ini menjadi tidak terukur, kalau begini nanti 1 mobil lolos dan dia memberikan informasi kepada yang lain nanti banyak juga mobil yang lain,” ucapnya.
Berdasarkan pengakuan sopir, mobil tersebut milik pribadi sehingga tidak ada kerja sama resmi baik dengan pemerintah daerah maupun dengan perusahaan.
Dugaan sementara, mobil tersebut mengangkut sampah hanya sebagai uang tambahan ketika akan pulang dari Jakarta.
“Kayanya masuk retribusi dan itu sudah kami konfirmasi bahwa bahasa pegawai sini mereka tidak tahu kalau itu mobil dari luar. Ini bukan perusahaan atau pemerintah tapi milik pribadi, mungkin sopir ini lagi pulang ke sini dan sekalian ada yang meminta dari orang pasar meminta diangkut,” ungkapnya.
“Mungkin dia berpikir daripada pulang dengan muatan kosong ya akhirnya dibawa. Bagi kami bukan banyak atau sedikitnya tapi lebih kepada tidak wajar sampah dari luar masuk ke sini. Pengakuan dari sopirnya itu fixed dari Jakarta,” sambungnya.
Alhasil, warga yang tadinya hanya berjaga di pintu masuk beberapa orang kini kembali ramai berjaga. Hal ini untuk mengantisipasi ada kiriman sampah dari luar daerah masuk ke TPSA Bangkonol.
“Kalau pengakuan dari sopirnya kadang dia masuk sore, kadang pagi-pagi banget. Ini jelas sudah menyalahi aturan, jangankan dari luar daerah, yang swasta dari Pandeglang saja tidak mematuhi aturan seperti tidak menggunakan tutup terpal itu kami tegur juga karena kami tidak pandang bulu,” tutupnya.
Penulis : Memed Editor : Tb Moch. Ibnu Rushd