Ambon, CNN Indonesia —
Seorang Ibu rumah tangga (IRT) bernama Yulin Maihekatu (24) dan calon bayinya sempat terlantar selama 12 jam di Puskesmas Wahai, Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi maluku. Akibatnya bernyanyi bayi dilaporkan meninggal dunia.
Keluarga yang tidak menerima calon keponakan mereka meninggal dunia juga mengamuk ke tenaga kesehatan (Nakes) yang bertugas di Puskesmas Wahai. Mereka meminta Puskesmas untung.
“Kami mengamuk karena 12 jam pasien terlantar dan tidak terurus, kami sekeluarga dan pasien sudah meminta berulang kali untuk dirujuk ke RSUD Bula karena kondisi pasien menurun namun Puskesmas tak respon,” ujar keluarga pasien, Alexander Rehena saat dihubungi CNNIndonesia,comRabu (23/10).
Ibu hamil yang berasal dari Desa Air Besar, Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah itu sempat dievakuasi keluar dari desanya pada Senin (21/10) malam. Dari desanya menuju Puskesmas Wahai ditempuh dengan jarak sejauh 3 kilometer.
Setibanya di Puskesmas sekitar pukul 12:00 WIB, sang ibu dan calon bayinya sempat tak terurus. Saat itu, sang ibu hamil hanya terbaring di kamar bersalin dan mengeluhkan rasa sakit namun tidak ada tindakan medis.
“Masuk tanggal 21 jam 12 malam sampai tanggal 22 tepat pukul 16.00 WIT calon bayi meninggal,” ucapnya.
Ia bilang calon bayi itu meninggal di perut ibunya setelah seorang bidan datang ke kamar bersalin kala pasien sedang mengeluh sakit. Ia bilang sang bidan sempat memasukkan jari ke pintu rahim pasien dan tiba-tiba keluar percikan darah berwarna biru. Jantung bayi pun tak terdengar lagi.
Jadi saat bidan masukkan tangan ke pintu rahim pasien yang keluar bukan darah merah, tapi darahnya sudah berwarna biru, detak jantung bayi dalam kandungan sudah tidak berdetak lagi, tuturnya.
Akibat panik, kata dia, bidan baru sempat meminta pasien segera dirujuk. Bidan pun membuat surat rujuk ke RSUD Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur.
Ia mengklaim calon bayi di perut sang ibu sempat diperiksa jantungnya terlebih dahulu sebelum ibunya dibawa ke RSUD untuk memastikan nyawa sang bayi. Namun saat diperiksa jantung calon bayi tersebut tidak lagi berfungsi dan dilaporkan meninggal. Mereka pun mengevakuasi sang ibu dalam kondisi kritis.
“Jadi kita mengeluh ke RS bayi sudah dalam kondisi meninggal dalam kandungan, kita hanya menyelamatkan ibunya,” imbuh dia.
Mirisnya lagi, lanjut dia, Puskesmas tidak punya ambulan. Mereka terpaksa berjalan kaki untuk mencari mobil yang melintasi kawasan tersebut. Mereka pun mendapat tumpangan dan membawa pasien ibu hamil ke RSUD Bula. Jarak tempuh pun terbilang cukup jauh sekitar 3 jam.
Saat tiba di RSUD Bula, Yulin dan buah hatinya langsung naik meja operasi. Usai mengoperasi nyawa Yulin selamat sementara sang bayi meninggal.
“Setelah operasi dokter yang tangani pasien datang ke kami, dia bilang ibu selamat, bayi meninggal, bayi sudah meninggal waktu masih dirawat di Puskesmas Wahai,” tutupnya.
Hingga berita ini diturunkan, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Maluku Tengah, Jali yang dihubungi terkait ibu hamil terlantar selama 12 jam hingga bayi meninggal di Puskesmas Wahai, Kecamatan Seram Utara masih belum memberikan tanggapan.
(sai/DAL)