KPU Jatim Usut Akar Masalah Debat Pilkada Bojonegoro Dibubarkan




Surabaya, CNN Indonesia

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur mengatakan akan meminta keterangan KPU Bojonegoro setelah debat perdana Pilbup Bojonegoro yang dibubarkan beberapa waktu lalu.

Aksi penghentian sepihak debat perdana Pilbup Bojonegoro itu dilakukan KPU setelah terjadi kericuhan yang memicu salah satu calon pasangan (paslon).

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN ISI

Komisioner Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat KPU Jatim, Nur Salam mengatakan, terjadi pemanggilan KPU Bojonegoro untuk klarifikasi.

“Untuk kasus peristiwa di Bojonegoro kami sudah klarifikasi kepada KPU Bojonegoro, dipanggil ke provinsi sudah dilakukan klarifikasi,” kata Nur Salam, saat dikonfirmasi CNNIndonesia.comRabu (23/10).

Dari hasil klarifikasi itu, kata Nur Salam, format debat perdana Pilbup Bojonegoro yang hanya menampilkan calon wakil bupati sebelumnya sudah disepakati dan ditandatangani oleh tim kampanye masing-masing paslon sebelum acara dimulai.

“Awalnya tim dua paslon itu masing-masing sudah menyetujui untuk dilakukan debat dengan teknis debat pertama wakil, kedua bupati dan ketiga pasangan calon. Jadi pasangan calonnya yang ketiga. Di hari H itu kemudian salah satu paslon disetujui dengan teknis itu,” ujarnya.

Namun, dia tak terhindarkan ketika calon bupati dari salah satu paslon maju ke atas panggung untuk terlibat dalam debat tersebut.

Selanjutnya, kata Nur Salam, menyampaikan kepada KPU Bojonegoro untuk berkomunikasi lebih lanjut dengan tim paslon dan Bawaslu.

“Kami meminta kepada KPU Bojonegoro untuk kemudian berkomunikasi dengan tim paslon termasuk dengan Bawaslu atas kelanjutan perdebatan Bojonegoro,” ujarnya.

Perdebatan pertama yang sempat tertunda akibat situasi yang tidak memungkinkan, menurut Nur Salam, masih bisa dilaksanakan sesuai dengan hasil komunikasi antara pihak-pihak terkait.

“Intinya bahwa kalau dalam perdebatan kemarin bahasanya ditunda karena keadaan tidak memungkinkan. Secara hukum demikian,” tegasnya.

Meski debat pertama tertunda, KPU Jatim menegaskan bahwa debat ini merupakan bagian wajib dari tahapan pemilu yang harus diikuti oleh tiap paslon dengan batas pelaksanaan maksimal tiga kali debat.

Perlu diketahui bahwa debat ini wajib yang harus diikuti oleh pasangan calon dengan batasan maksimal tiga kali. Jadi bisa saja satu kali, dua kali atau diambil penuh tiga kali, ujarnya.

KPU Jatim, kata dia, berharap agar perdebatan segera dilanjutkan, mengingat ini adalah bagian formal dari kampanye.

“Kalau KPU Jatim berharap debat itu segera terlaksana karena tahapan ini harus dilalui secara formal oleh tim paslon,” ujar Nur Salam.

Sebelumnya, debat publik perdana calon bupati (Cabup) dan calon wakil bupati (Cawabup) yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bojonegoro, Sabtu (19/10) malam, terpaksa batal dilaksanakan karena pengunduran diri.

Pembatalan tersebut karena ketegangan yang dipicu pasangan calon nomor urut 1, Teguh Haryono-Farida Hidayati.

Mereka mendesak agar debat dilaksanakan dengan format lengkap, yakni melibatkan cabup dan cawabup. Padahal, sesuai kesepakatan sebelumnya, debat publik perdana ini hanya untuk cawabup.

Awalnya, acara debat berjalan lancar. Para peserta dan tamu undangan mengikuti rangkaian pembukaan dengan hikmat. Kedua Cawabup, yakni Farida Hidayati dari paslon 1 dan Nurul Aziah dari paslon 2, sudah bersiap di panggung.

Namun, ketegangan muncul saat moderator membuka sesi pertama yang berisi sinkronisasi visi-misi. Cawabup nomor 1 mendapatkan giliran pertama untuk menyampaikan visi-misi. Namun, Farida justru memulainya dengan memanggil Cabup Teguh ke atas panggung.

“Karena kami menyatukan satu calon Bupati dan Wakil Bupati, maka saya akan memanggil pasangan saya,” ujar Farida di hadapan moderator dan penonton debat.

Farida menjelaskan dan memanggil Teguh ke atas panggung masih sesuai peraturan KPU nomor 1363 dan SK KPU Bojonegoro nomor 1529 yang mengizinkan pasangan calon tampil bersama dalam debat.

Teguh kemudian naik ke panggung, hal itu pun memicu sorakan dan kericuhan protes dari kubu lawan. Di tengah-tengahnya, ia bahkan sampai berteriak.

“Apakah salah saya berdiri di sini? Peraturan mana yang saya langgar?,” teriak Teguh

Kericuhan antarpendukung paslon 1 dan 2 pun tidak terhindarkan, sehingga suasana tidak kondusif. Moderator berusaha menenangkan keadaan, namun akhirnya perdebatan dihentikan.

“Mohon maaf Bapak, sesuai instruksi, debat tidak akan kami lanjutkan,” ujar moderator.

(frd/anak-anak)

[Gambas:Video CNN]






Source link

Leave a Comment