Buntut Dugaan Siswa Keracunan MBG, Pemkab Serang dan DPRD Akan Evaluasi

Wakil Bupati Serang M. Najib Hamas. (Rasyid/bantennews) KAB. SERANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang dan DPRD Kabupaten Serang bersikap hati-hati…
1 Min Read 0 4


Wakil Bupati Serang M. Najib Hamas. (Rasyid/bantennews)

KAB. SERANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang dan DPRD Kabupaten Serang bersikap hati-hati merespons insiden dugaan keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dialami puluhan siswa SMPN 1 Kramatwatu.

Wakil Bupati Serang, Najib Hamas mengatakan, pihaknya tengah menyiapkan langkah strategis untuk menjamin keamanan serta kualitas distribusi makanan dalam program MBG.

“Program MBG ini kan prioritas Presiden, sehingga di kabupaten Serang kami akan inventarisasi. Sebab, pelaksanaannya adalah tugas perbantuan dari Badan Gizi Nasional (BGN) ke mitra,” kata Najib usai rapat koordinasi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Jumat (5/9/2025).

Najib menjelaskan, Pemkab Serang memiliki kepentingan untuk memastikan menu yang diterima siswa memenuhi standar sehat, halal, dan bisa menjadi motivasi belajar.

Ia menyebut, pihaknya masih menelusuri penyebab insiden di SMPN 1 Kramatwatu, termasuk soal kebersihan dan proses memasak.

“Antara dapur dan distribusi ini lintas wilayah. Kita belum tahu persisnya, apakah proses masaknya terlalu malam atau ada kelalaian. Padahal makanan harus dikirim pukul tujuh pagi,” ucapnya.

Najib menambahkan, koordinasi dengan BGN akan diperkuat agar kejadian serupa tidak terulang. Pemkab Serang juga mengklaim akan menanggung biaya perawatan bagi siswa yang terdampak.

“Untuk siswa yang mengalami keluhan kesehatan, pemerintah Kabupaten Serang siap memberikan perawatan dan pengobatan secara gratis,” katanya.

Sementara, Ketua DPRD Kabupaten Serang, Bahrul Ulum menilai, insiden itu harus menjadi bahan evaluasi untuk memperbaiki sistem distribusi makanan.

“Saya juga belum menerima laporan lengkap, tapi jelas saya prihatin. Semoga ini bisa menjadi evaluasi agar ke depan pelaksanaannya lebih baik,” ucapnya.

Ulum menekankan, pentingnya pengawasan ketat, penerapan SOP yang jelas, serta jaminan kebersihan dapur dan ketepatan pengiriman menu untuk mencegah kasus serupa.

Diketahui sebelumnya, Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Banten turun langsung ke SMP Negeri 1 Kramatwatu, Kabupaten Serang, menyusul puluhan siswa diduga keracunan usai menyantap makanan dari Program MBG.

Ombudsman, memperketat pengawasan terhadap program MBG, baik di Banten maupun secara nasional. Apalagi sebelumnya kasus serupa pernah muncul di Kabupaten Lebak.

Berdasarkan hasil pengecekan awal, sebanyak enam siswa SMPN 1 Kramatwatu sempat dirawat di klinik, sementara lainnya dipantau pihak sekolah karena gejala baru muncul ketika siswa berada di rumah.

Sejauh ini, pihak sekolah mengaku telah berkoordinasi dengan SPPG Serdang-Kramatwatu, dapur yang menyuplai tujuh sekolah sekaligus. Namun, kasus dugaan keracunan hanya terjadi di SMPN 1 Kramatwatu.

Dengan begitu, kuat dugaan persoalan teknis penyimpanan dan pengemasan makanan turut berperan. Contohnya, buah tanpa kulit dicampur dengan sayuran panas lalu dikemas rapat sehingga menimbulkan reaksi yang mengganggu kualitas makanan.

Penulis: Rasyid                                                      Editor: Tb Moch. Ibnu Rushd





Source link

beritajakarta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *