TANGERANG – Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Tangerang kini mencatat sejarah penting dalam dunia kesehatan. Melalui program nasional plasma untuk fraksionasi ke Korea Selatan, plasma darah yang dulunya dianggap limbah kini disulap menjadi bahan baku obat-obatan berharga, salah satunya albumin yang sangat dibutuhkan pasien di Indonesia.
Menurut TB Bachtiar, Manager Kualitas Unit Donor Darah (UDD) Laboratorium PMI Kota Tangerang, lembaganya termasuk salah satu dari 19 Unit Transfusi Darah (UTD) PMI se-Indonesia yang dipercaya menjalankan program ini. Meski begitu, baru 10–11 UTD yang aktif, termasuk PMI Kota Tangerang yang sudah lolos sertifikasi CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) sebagai syarat utama.
“Sejauh ini kami sudah mengirim hampir 500 liter plasma ke Korea, dengan pengiriman pertama 315 liter dan kedua 155 liter. Selanjutnya akan rutin setiap dua minggu sekali,” ungkap Bachtiar, Jumat (29/8/25).
Program ini sejatinya telah dipersiapkan sejak lima tahun lalu, saat PMI Kota Tangerang mulai menyiapkan diri memperoleh sertifikat CPOB. Baru pada tahun ini, program fraksionasi resmi berjalan, dan plasma bisa dikirim secara berkala ke Korea Selatan untuk diolah menjadi obat-obatan medis.
Tidak semua plasma bisa dikirim. Hanya yang memenuhi standar kualitas yang diterima, sementara plasma yang tidak lolos tetap dibuang. Dengan begitu, tidak ada plasma berkualitas yang terbuang sia-sia.
“Manfaatnya besar. Pertama, sistem kerja kami lebih teratur sesuai standar internasional. Kedua, plasma yang dulunya limbah kini kembali dalam bentuk obat yang benar-benar dibutuhkan masyarakat,” jelasnya.
Ke depan, PMI berharap Indonesia bisa mandiri memproduksi obat-obatan dari plasma, sehingga tak lagi bergantung pada impor.
“Harapan kami, semua plasma yang memenuhi syarat bisa dikirimkan agar benar-benar memberikan manfaat besar bagi bangsa,” tutup Bachtiar.
Tim Redaksi
